Minggu, 15 November 2015

Kiat Memulai Usaha Bagi Wirausahawan Muda

Menurut penelitian Universitas Harvard, kesempatan berhasil untuk semua pengusaha pemula hanya 10 persen. Mereka yang bertahan pasti memiliki keunikan, namun bagi yang tidak pasti akan gulung tikar. Hal ini disampaikan oleh Herman Kwok, CEO Beritagar.id dalam seminar "How to Get Your Money to Expand Your Business" pada Selasa (10/11/2015), di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok.


Menurut Herman, langkah pertama dalam menjalankan usaha adalah merumuskan konsep. Di dalamnya, harus dijelaskan tentang produk, keunikan, target market, dan track kebiasaan target, sehingga pengusaha dapat menjual produknya dengan mudah.

Apakah konsep sudah memuat soal business plan? Belum. Business plan, lanjut Herman, bermanfaat untuk membantu para pengusaha mengurangi risiko. Dengan konsep kuat, business plan dibuat untuk memperkecil kerugian.

Kedua, belajar keuangan dan pemasaran. Pengusaha harus bisa mengelola dana yang digunakan dan ini membutuhkan perhitungan ketat. Lebih baik lagi, jika pengelolaan uang disertai dengan laporan akuntansi.

Di sisi lain, pemasaran juga tak kalah penting dibutuhkan guna mempromosikan produk agar laku di pasaran. Jika seorang pengusaha hanya menguasai bidang tertentu, ajak teman yang mengerti bidang lain untuk bergabung.

"Karena saya dan teman-teman kuliah arsitektur, jadi usaha kami kontraktor dan hanya tahu soal teknis. Tidak tahu tentang finance, cash flow, dan marketing. Alhasil, usaha kami gagal," cerita Herman.

Ketiga, pendanaan atau modal. Ada dua jenis pendanaan yang bisa dipilih pengusaha, yaitu debt finance dan equity finance. Masing-masing pendanaan berasal dari berbagai sumber yang disertai keunggulan dan kelemahan.

Debt finance misalnya, berasal dari self financing, crowd funding, dan pinjaman dari bank. Sedangkan equity finance berupa angel financing, venture capital, private equity, dan public stock markets. Di negara kita, pendanaan paling banyak berupa venture capital.

Keempat, teknologi. Herman menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi memegang peranan cukup penting karena dapat mendukung ketiga hal di atas. Apalagi, jika memudahkan atau mendukung hidup pelanggan.

"Intinya konsep itu penting sekali, diferensiasi itu sangat penting, kalau teknologi itu pendukung. Kalau usaha Anda bisa membuat segalanya lebih mudah, cepat, dan murah seperti Gojek, Grab Bike, atau Grab Taxi, kenapa tidak? Kalau Anda bisa membantu masalah pelanggan, usaha Anda bisa diterima," jelas Herman.

Kelima, risiko kecil. Anak muda atau mahasiswa bisa memulai bisnis dengan risiko kecil dan tak perlu modal besar. Caranya, menjual produk melalui online shop. Pengusaha muda bisa menggunakan media sosial dan market place yang sekarang banyak dijumpai di Indonesia.

Lalu kapan kita menentukan kapan harus terus maju menjalani usaha dan kapan harus mundur?

Herman menekankan, jika pengusaha mulai jenuh, capai, dan tidak kuat secara tenaga, sebaiknya teruskan usaha. Kalau capai soal biaya atau mengeluarkan uang, hal itu merupakan lampu merah. Pengusaha bisa berhenti atau menunda usaha.

Tulisan ini dari Beritagar.