Jumat, 08 April 2016

Alergi Susu Sapi Pada Bayi Dan Anak

Perubahan gaya hidup di jaman sekarang ini membuat timbul berbagai penyakit baru. Penyakit baru ini timbul akibat polusi atau zat-zat yang sebelumnya tidak dikenal. Anak-anak pun tak luput dari terkena penyakit. Termasuk penyakit alergi susu yang terjadi pada bayi dan anak. Alergi susu tak hanya terjadi karena mengkonsumsi susu sapi, tetapi juga bisa terjadi kala mengkonsumsi susu kambing, susu domba dan susu kerbau.



Menurut Dr dr Anang Endaryanto SpA(K), dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi  RSUD Dr Soetomo,  di pada acara Nutritalk yang diselenggarakan oleh Sarihusada. Alergi dapat juga disebabkan faktor keturunan.

Bila salah satu dari ayah atau ibu memiliki riwayat alergi, seperti alergi susu sapi, Maka anaknya pun memiliki potensi terkena alergi susu sapi.

Gejala serangan alergi dapat timbul beberapa menit setelah mengkonsumsi susu sapi. Bisa juga terjadi setelah beberapa jam. Jadi tubuh tak langsung bereaksi. Gejala yang timbul bervariasi seperti sesak, muntah, kulit kemerahan, masalah pencernaan. Bahkan dapat mengancam jiwa (reaksi anafilaksis).

Pada bayi dan anak-anak, alergi susu sapi dapat timbul hingga usia 3 tahun. Untuk mengobati alergi susu sapi perlu konsultasi ke ahli gizi. Untuk alternatif susu sapi (selain ASI) adalah dengan susu kedelai (soya) atau juga susu formula (susu formula ‘hipoalergenik’) yang telah didesain untuk mengurangi potensi alergi.

Alergi susu sapi jarang terjadi pada bayi yang diberikan ASI. Penting bagi Ibu untuk memberikan ASI ekslusif 0-6 bulan.

Namun bila diketahui bayi alergi protein susu sapi, maka sang Ibu harus menghindari memakan atau meminum produk yang berbahan sapi. Tujuannya agar ASI tidak mengandung protein sapi.

Bayi dan anak-anak dapat sembuh dari alergi saat usia 3 tahun.