Sabtu, 21 November 2015

Amerika Serikat Nyatakan Salmon Rekayasa Genetika Aman Dikonsumsi

Sebuah tonggak baru dalam bidang pertanian bioteknologi berhasil dilewati oleh Amerika Serikat. Ikan salmon hasil rekayasa genetika akhirnya untuk pertama kalinya diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan FDA untuk dikonsumsi oleh manusia.


"FDA telah mengizinkan AquAdvantage Salmon hasil rekayasa genetika produksi AquaBounty Technologies yang bisa tumbuh besar lebih cepat daripada salmon Atlantik biasa," ujar FDA dalam sebuah pernyataan yang dilansir NBC News.

NBC News menyebutkan keputusan ini keluar setelah badan yang berwenang mengawasi makanan dan obat-obatan itu mempertimbangkannya selama lima tahun.

Para peneliti FDA menyimpulkan pada 2010 bahwa salmon hasil rekayasa genetika aman dan tidak menimbulkan alergi dibandingkan salmon biasa. Washington Post mengutip pernyataan FDA yang menyebutkan "kepastian tidak ada buruknya."

Salmon-salmon itu dimodifikasi dengan gen dari dua jenis ikan lain yang memungkinkannya untuk memproduksi hormon pertumbuhan sepanjang tahun sehingga bisa dipasarkan dengan berat sama dalam waktu setengahnya saja dibandingkan salmon konvensional. Salmon-salmon ini juga membutuhkan 25 persen makanan yang lebih sedikit.

Ronald Stotish, CEO AquaBounty Technologies, mengatakan kepada kantor berita Reuters,"Keputusan dari FDA ini merupakan sebuah tonggak baru untuk menghadirkan makanan sehat dan bergizi bagi konsumen dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan tanpa merusak samudra dan habitat laut lainnya."

Persetujuan FDA itu mensyaratkan ikan-ikan salmon itu hanya bisa diternakkan dalam tanki-tanki di daratan di dua fasilitas yang ada di Kanada dan Panama dan ikan itu tidak boleh dibesarkan di Amerika Serikat. FDA mewajibkan perusahaan itu untuk mencegah ikan salmon hasil rekayasa genetika untuk lolos ke alam liar.

Kantor berita AP mewartakan FDA mengatakan bahwa perusahaan rekayasa genetika itu bisa memilih dengan suka rela untuk melabeli salmon itu sebagai hasil rekayasa genetika, namun pelabelan itu bukanlah kewajiban karena tidak ada perbedaan antara salmon hasil rekayasa genetika dan salmon normal.

AquaBounty yang bermarkas di Massachusetts mengatakan bahwa ikan salmon hasil rekayasa genetika yang mereka produksi mempunyai rasa, tekstur, warna dan aroma yang sama dengan salmon konvensional. Perusahaan ini memperkirakan perlu beberapa tahun sebelum ikan hasil rekayasa genetika itu dipasarkan karena mereka belum mempunyai fasilitas untuk mengembangkannya.

Keputusan FDA ini memicu kemarahan kelompok konsumen yang peduli terhadap keselamatan. Mereka khawatir ikan ini lolos ke alam liar. Kelompok ini juga menginginkan ikan hasil rekayasa genetika diberi label.

"Saya kira ini kontroversial dan terjadi di tahun pemilihan," kata Patty Lovera, asisten direktur di Food and Water Watch, sebuah lembaga swadaya masyarakat di Washington DC yang menolak produk rekayasa genetika, seperti dikutip Dispatch.com.

Sementara juru bicara FDAA, Morgan Liscinsky, menolak berkomentar soal dugaan politik. Menurutnya, sangat mungkin FDA memperpanjang masa penelitian setelah periode komentar publik.

Kroger Co, sebuah jaringan kelontong tradisional terbesar di Amerika Serikat mengatakan lewat juru bicara perusahaan, Keith Dailey, mereka tidak berniat melakukan pembelian atau penjualan salmon hasil rekayasa genetika.

Perusahaan perdagangan Joe's and Whole Foods Market Inc juga menegaskan bahwa mereka tidak berniat menggunakan produk itu.

Target Corp menyingkirkan salmon hasil ternak demi salmon liar tangkapan tahun 2010, yang menurut juru bicara Molly Snyder merupakan langkah pertama dalam komitmen jangka panjang untuk meningkatkan keberlanjutan keragaman produk kelautan.

"Kami saat ini tidak berencana menawarkan salmon hasil rekayasa genetika," kata Snyder.

Tulisan ini dari Beritagar.